Positive vs Normative Analysis…Apa bedanya


marketanalysis

So…well…

Saya dapat pelajaran baru lagi hari ini tentang bagaimana sebuah analisis terhadap sesuatu dibedakan. Seringkali kita mendengar pada saat kampanye politik, maupun penyampaian laporan organisasi perihal assessment terhadap suatu masalah. Saya ambil contoh dalam bidang saya, marine system, yang berkaitan dengan analisis kepadatan lalu lintas petikemas di lapangan penumpukan.

One might state : ” Lapangan penumpukan kita sudah padat dilihat dari macetnya lalu lintas di dalam lapangan, jadi kita perlu menambah lagi wilayah/areal penumpukan untuk meningkatkan daya saing dengan pelayaran lain”

The other might state differ : “Tidak, melihat YOR (Yard Occupancy Ratio) yang masih dibawah 50% saya rasa masih bisa menampung hingga 20% lagi sebelum kita berpikir menambah areal penumpukan petikemas, mungkin kita harus mengkaji ulang pola peletakan petikemas (yard management)”

Dengan membandingkan kedua pernyataan tadi saya bisa katakan bahwa pernyataan pertama adalah normative analysis dan pernyataan kedua adalah positive analysis. Dimana bedanya. Mari kita lihat secara terminologi (sengaja tidak saya terjemahkan kedalam bahasa Indonesia untuk menghindari distorsi karena ilmu penerjemahan saya masih ecek-ecek)

Normative analysis : Prescriptive nature and value-based statements that usually use factual evidence as support but are not by themselves factual. Instead, it incorporating opinions and underlying moral and standards. It refers to the process of making recommendations about what action should taken or taking a particular view point on a topic

Positive analysis : Descriptive, factual statements that uses principles or technique to arrive at objective, testable conclusions. It does not literally refer to be a positive result, but what is delivered is based on factual data”

Saya tidak akan mengatakan salah satu dari kedua pernyataan yang saya berikan diatas adalah salah, tapi dari segi apa si pemberi pernyataan melihatnya. Apakah berdasarkan asumsi probadi dan sebuah visi/tujuan tertentu ataukah berdasarkan data yang ada dengan mengesampingkan tujuan yang sifatnya masih abstrak untuk diraih. Dalam dunia kerja, saya seringkali berdebat dengan rekan setim dalam hal ini. Dimana, saya selalu berpegang pada data dan teknik yang digunakan untuk membuktikan data itu benar dan bisa dipertanggung jawabkan sementara pihak yang lain mendorong terciptanya suatu hal dengan asumsi normatif dengan menomor duakan data yang ada.

Lalu apakah yang ingin saya katakan?? Yang ingin saya katakan disini adalah kedua analisis tersebut jika memiliki tujuan yang sama maka akan tercipta kolaborasi yang baik. Sebuah Normative analysis bisa lebih baik hasilnya jika dipakai sebagai pedoman dan dilaksanakan ketimbang memperhatikan positive analysis dari suatu masalah, dan juga sebaliknya. Ini tergantung dari subyektifitas dan/atau obyektifitas si pengambil keputusan. Dalam kasus kedua pernyataan diatas, pernyataan pertama tersirat visi untuk memperkuat posisi perusahaan ditengah persaingan dengan perusahaan sejenis lain, sementara pernyataan kedua menitik beratkan pada data dan fakta bahwa kondisi saat ini masih bisa diperbaiki lagi dengan mengutamakan faktor efisiensi penggunaan lahan untuk mencegah timbulnya sunk cost dan biaya kapital yang lebih tinggi.

Dalam contoh sederhana yang lain, misalnya dalam hal peratingan (tanpa bermaksud menyinggung masalah teori/logika fuzzy), misalkan sebuah pilihan rating berdasarkan kategori bad/good/excellent, sementara model peratingan lainnya menggunakan nomor indeks kepuasan pelanggan dari 1-10. Untuk orang awam, kedua model peratingan bisa jadi sama nilainya, tapi bagi penilai/auditor/assessor bisa jadi pilihan kedua memberikan gambaran yang lebih jelas tentang rating yang sebenarnya.

Contoh yang lain adalah tingkat pengangguran (seperti yang dicontohkan kepada saya). dengan menyebut “tingkat pengangguran saat ini adalah 20%”, adalah sebuah positive statement, sedangkan menyebut “tingkat pengangguran sangat tinggi sehingga perlu corrective action untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja” adalah sebuah normative statement.

Jadi…silahkan dipilah-pilah sendiri analysis yang ada di media cetak,online, sebagaimana halnya kita memilah-milah antara laki-laki, perempuan dan ganda campuran šŸ™‚

Its just random…

/PH

Leave a comment